Kamis, 01 Agustus 2019

Tahukah kamu tentang isi ramalan jayabaya? coba cari jawabannya!

Di bawah ini mengenai isi ramalan Jayabaya lengkap:

isi ramalan jayabaya adalah masa depan manusia.


Pembahasan:

Adanya Ramalan Jayabaya yang
hidup di kalangan rakyat bahwa Indonesia akan dikunjungi  penduduk Jepang yang
akan menguasai Indonesia selama seumur jagung



Pada masa pemerintahan Jayabaya (Kerajaan
Kediri) telah digubah Kitab Baratayuda oleh Empu Sedah dan kemudian dilanjutkan
oleh Empu Panuluh. 


Beberapa karya sastra yang terkenal
di Kediri yaitu  sebagai berikut.

a.Kitab
Baratayuda. Kitab Baratayudha ditulis pada zaman Jayabaya, yang berisi tentang perang
saudara antara Panjalu melawan Jenggala. Perang saudara itu digambarkan dengan
perang antara Kurawa dengan Pandawa yang masing-masing merupakan keturunan
Barata.


b.Kitab
Kresnayana. Kitab Kresnayana ditulis oleh Empu Triguna pada zaman Raja
Jayaswara. Isinya mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini.



c.Kitab
Smaradahana. Kitab Smaradahana ditulis pada zaman Raja Kameswari oleh Empu
Darmaja..


d.Kitab
Lubdaka. Kitab Lubdaka ditulis oleh Empu Tanakung pada zaman Raja Kameswara. 


Ramalan dalam tradisi Jawa yang
salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Oleh karen
aitu disebut dengan RAMALAN JAYABAYA. Asal-usul utama serat ramalan Jayabaya
dapat dilihat pada kitab Musasar yang digubah oleh Sunan Giri Prapen. 



“     Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri
yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani.
    ”


Pujangga yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabaya, yakni Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh, tidak menyebut bahwa bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis dalam
kitab-kitab mereka yang berjudul Kakawin Bharatayuddha, [[Kakawin Hariwangsa],]
dan Kakawin Gatotkacasraya. 

Kakawin Bharatayuddha berisi peperangan
antara kaum Korawa dan Pandawa yang disebut peperangan Bharatayuddha.



Kakawin Hariwangsa dan Kakawin
Gatotkacasraya mengenai sang prabu Kresna menikah dengan Rukmini dari negeri
Kundina, putri prabu Bismaka. Rukmini adalah titisan Dewi Sri.


Sumber ramalan ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musarar) karangan
Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang kumpulkannya pada tahun Saka 1540 =
1028 H = 1618 M, hanya selisih 5 tahun dengan selesainya kitab Pararaton
tentang sejarah Majapahit dan Singosari yang ditulis di pulau Bali 1535 Saka
atau 1613 M. Dengan demikian penulisan sumber ini sudah sejak zamannya Sultan
Agung dari Mataram bertahta (1613-1645 M).


Kitab Jangka Jayabaya yang asli adalah hasil karya dari PANGERAN WIJIL I dari
Kadilangu (sebutannya Pangeran Kadilangu II) yang dikarangnya pada tahun
1666-1668 Jawa = 1741-1743 M. 

Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.

Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.

Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.

Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.

Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.

Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman
Jayabaya telah mendekat.

Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.

Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.

Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.

Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki. Iku
tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan
mengalami zaman berbolak-balik

Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.

keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani
melanggar sumpah sendiri.

Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.

Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang
Widhi.

Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.

Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.

Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.

Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.

Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.

Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.

Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.

Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.

Nantang bapa--- Menantang ayah.

Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.

Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.

Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan. 


Semoga Bermanfaat, Dan Lupa Komen Dan bagikan Kepada Teman2 Sekalian..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar